Pesona Taman Kota Da'an Park Taipei



Sudah lama saya membayangkan berada di sebuah taman, duduk diatas rerumputan, menikmati beragam masakan diiringi hembusan angin dan daun berguguran. Hingga akhirnya suatu hari di bulan Oktober 2018, kesempatan untuk mewujudkan angan-angan itu datang. Saya dan teman-teman satu apartement memiliki satu visi yang sama untuk bisa pergi ke suatu tempat yang sejuk sembari menikmati makan siang buatan sendiri. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menggelar tikar di negeri orang sambil berhaha hihi dengan di taman kota terdekat dengan tempat kami, Da’an Park (baca : Ta’an Park).
Ket. gambar : tampak bagian depan taman
Da’an Park adalah salah satu dari sekian banyak taman kota yang dimiliki oleh Taiwan. Berada di pusat kota Taipei, taman yang didirikan pada tahun 1994 ini memiliki luas area hingga 26 Ha (sumber : Wikipedia). Taman kota ini berfungsi sebagai ruang terbuka hijau untuk menciptakan sirkulasi udara bersih di tengah kota dan juga untuk memanjakan warga kota dari penatnya rutinitas.
Transportasi menuju taman ini cukup mudah. Bisa melalui bis, sepeda U-bike (sepeda yang bisa dipergunakan oleh umum dengan pembayaran via kartu), MRT bahkan dengan niat yang kuat bisa dengan berjalan kaki mengingat jalan-jalan di Taipei ramah untuk pejalan kaki (hehehe). Kami memilih transportasi bis karena bawaan konsumsi kami cukup berat.


Ket. gambar : kolam berisi kura-kura
Beragam fasilitas ditawarkan taman kota ini, mulai dari jalur jalur jalan yang nyaman untuk pejalan kaki maupun sebagai jogging track, sejuknya pepohonan yang tak jarang dihuni tupai-tupai lucu, hamparan rerumputan yang hijau, taman bermain untuk anak-anak,  amfiteater di bagian sentra untuk tempat pertunjukan hingga kolam yang merupakan rumah bagi para kura-kura.

Taman kota ini sungguh enjoyable, ditata cukup rapi dan terawat meski belum terlihat bunga bunga yang konon akan muncul ketika musim semi. Kerapian dan kebersihan taman ini bisa juga karena ada peraturan di depan pintu masuk diantaranya menjaga kebersihan serta tidak diperbolehkan aktivitas seperti pedagang kaki lima.

Ket. gambar : jalur jalan taman
Dilengkapi area hijau rerumputan dan teduhnya pepohonan, para pengunjung bebas melakukan apapun (yang positif lhoh ya), seperti yang saya amati kala itu adalah kegiatan para remaja melakukan outbond (saya sih kurang paham mereka teriak yel yel apa), latihan kepramukaan, olahraga bagi para manula, beberapa orang mendirikan tenda kecil untuk acara dengan keluarga kecil mereka, dan sebagian pengunjung melakukan apa yang kami juga lakukan menggelar tikar dengan aneka makanan diatasnya.


Ket. gambar : keceriaan anak-anak menikmati taman
Ya, akhirnya saya merasakan apa yang dimaksud dengan piknik diatas rerumputan seperti di film keluarga barat yang saya lihat di TV. Meskipun menu yang kami masak sederhana ditambah dengan insiden kami tidak membawa alas untuk duduk, sehingga kami benar-benar beralaskan rumput, hal ini tidak mengecilkan kegembiraan kami, terutama saya pribadi, karena inilah mimpi kecil saya untuk bisa duduk menyatu dengan alam sembari berbincang dengan teman-teman seperjuangan terlebih lagi ini saya lakukan di negeri orang.


Ket. gambar : tong sampah
Habis sudah masakan yang kami bawa, berganti dengan kewajiban kami untuk merapikan kembali ke keadaan semula. Tidak hanya kami, namun seluruh pengunjung dengan kesadaran dan tanggung jawab penuh akan meninggalkan area dalam kondisi bersih. Sampah-sampah yang dihasilkan akan dibuang ke tempat sesuai dengan pengkategoriannya. Tak banyak tong sampah yang tersedia, namun para pengunjung bersedia berjalan jauh untuk mencari dan membuang di tempat sampah. Melihat hal tersebut, mau tidak mau saya sedikit membandingkan dengan apa yang saya lihat sendiri di Indonesia. Kesadaran warga Indonesia masih saya anggap minim untuk membuang sampah pada tempatnya, padahal fasilitas tong sampah jauh lebih banyak dari pada di taman kota Taipei. Kesan abai serta masih berpikir “ nanti ada yang membersihkan” menjadi budaya yang entah kapan bisa tercut berganti dengan kesadaran bahwa membuang sampah pada tempatnya, menjaga dengan aman dan rapi sarana publik adalah tanggung jawab bersama. Kewajiban seperti ini terlihat kecil, namun dampak ke depan sungguhlah besar. Sungguh saya ingin bawa pelajaran kecil ini ke kampung halaman saya kelak pada waktunya.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let’s Read Berpetualang Menyelami Dunia Literasi Anak

Welcome Sakura 2021, Yangming Park Taiwan

Pak Bay dan Bahaya Rayuan Si Manis