Let’s Read Berpetualang Menyelami Dunia Literasi Anak

 

Pandemi yang melanda dunia membuat kami tidak bisa pulang ke tanah air. Ya, saya dan suami saat ini tidak sedang berada di Indonesia. Sedih rasanya ketika memutuskan tahun ini tidak pulang, karena kondisi pandemi di Indonesia yang tidak kunjung reda. Sebagai istri, sudah menjadi komitmen awal saya untuk bisa mendampingi suami dimanapun berada termasuk ketika suami memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di negeri Formosa yang merupakan julukan bagi negara Taiwan. Berada di tempat yang asing dan jauh dari orang tua, sanak saudara dan temen-teman terdekat membuat saya merasa kesepian, terlebih ketika suami saya disibukkan dengan jurnal-jurnalnya. Benar-benar tidak bisa diganggu. Nah sebagai seorang istri yang pengertian, tentu saja saya harus membatasi diri untuk tidak selalu bermanja-manja dengan suami. Sejatinya meski saya tidak dalam masa studi seperti suami saya, saya pun juga punya kesibukan sendiri, terlebih tahun ini saya memutuskan untuk memfokuskan diri mempelajari dunia literasi dengan tidak sebatas sebagai pembaca namun juga belajar sebagai seorang penulis. Sebuah tantangan baru yang saya ciptakan untuk diri saya sendiri. Nah, disini saya akan menguraikan latar belakang yang menyebabkan saya ingin mendalami dunia literasi, yuk simak ya,  siapa tahu ada poin-poin yang sama dengan yang anda rasakan.

v   Pola Asuh dan Lingkungan adalah Pembentuk Karakter

Adalah alm. Eyang Kakung  yang memperkenalkan buku kepada saya dan cucu-cucunya yang lain. Seingat saya, Eyang Kakung membawakan satu kerdus besar yang berisi banyak buku yang kalau saya tidak salah ingat dibeli Eyang Kakung di toko buku loak. Tapi saya tidak yakin karena saya ingat betul kondisi buku-buku itu bagus sekali. Buku-buku itu sangat menarik, dari sampul buku dan gambar-gambarnya yang lucu. Pertama kali yang saya pilih adalah buku yang lebih banyak gambar ketimbang tulisan, karena waktu itu saya belum bisa membaca sehingga saya mengintepretasikan ceritanya sesuka saya. Buku-buku itu ternyata stimulus bagi saya untuk cepat belajar membaca karena saya penasaran dengan apa yang sebenarnya ingin diceritakan di dalamnya.

Lambat laun dari kegemaran membaca buku yang lebih banyak gambar daripada tulisan, pelan-pelan saya menyukai cerita anak karya Enid Blyton yang dikenal dengan seri Lima Sekawannya yang tentu lebih banyak tulisan daripada ilustrasi gambar.

Keluarga besar saya adalah tipikal keluarga yang gemar membaca. Kami berlangganan koran setiap hari, membeli majalah setiap minggu dan membeli buku dari toko buku setiap tahun.

Sejalan dengan yang diungkapkan Fransisca Desfourina dalam uraian blognya bahwasanya lingkungan sekitarlah yang membentuk kebiasaan kita. Pola asuh dari keluarga dan lingkungan adalah dua hal yang berpengaruh dalam pembentukan karakter yang diharapkan positif. Dan karakter membaca adalah satu diantara karakter baik yang menjadi ciri dari manusia yang berbudaya.

v   Resonansi Alam Semesta

Seiring bertambahnya usia, tinggi dan berat badan, karakter membaca saya tetap melekat bahkan naik tingkat. Tidak lagi hanya senang membaca karya fiksi, tapi juga gemar membaca nonfiksi. Tempat yang paling saya senangi ketika saya mengunjungi mall adalah toko buku. Rasanya seperti di sana adalah dunia saya. Saya bisa berlama-lama di sana membaca satu persatu sinopsis di bagian belakang dan jika saya tertarik saya akan ambil buku itu. Oh tapi tunggu dulu, saya lihat dulu harganya, ketika harganya tidak bisa saya jangkau, saya terpaksa meletakkan kembali ke raknya.

Tapi percayakah anda pada keajaiban?

Tempat kedua yang membuat saya nyaman adalah perpustakaan. Dari SMA sampai saat ini, saya menyukai suasana perpustakaan. Pernah ketika saya berkunjung ke salah satu perpustakaan di pusat kota Yogyakarta, saya terkejut melihat satu koleksi buku yang waktu itu saya urungkan pembeliannya karena harganya yang mahal. Tanpa pikir panjang saya langsung ambil untuk saya pinjam. Inikah konspirasi alam semesta untuk saya?

Ketika kita kerap memikirkan hal-hal yang kita sukai, alam semestapun beresonansi menyelaraskan diri.

v   Tinggal di Negara Maju

Gambar 2. Perpustakaan di Kota Taipei

Ket : Dokumentasi Pribadi


Berada di salah satu negara maju di dunia, membuka paradigma saya tentang bagaimana orang-orang di negara maju bersikap. Antrian rapi di jalan, orang-orang lebih suka berjalan kaki, disiplin waktu, jalanan dan sungai bebas sampah, kendaraan bermotor yang lebih mendahulukan pejalan kaki/orang yang bersepeda untuk menyebrang merupakan hal-hal yang biasa terjadi sehari-hari. Bahkan saya sering menjumpai orang-orang yang membaca buku baik di MRT maupun di taman-taman kota.

Sempat selama setahun saya di negeri ini, saya sama sekali tidak memegang buku, karena saya berpikir buku-buku disini pasti menggunakan huruf kanji. Hingga suatu hari ada sebuah brosur berbahasa Indonesia yang berisi ajakan untuk mengikuti kelas bahasa mandarin secara gratis bagi para WNI hanya dengan mendaftar di perpustakaan kota. Keesokan harinya saya pergi ke perpustakaan yang dimaksud, namun tidak mendapati petugas di tempat pendaftaran. Sebagai gantinya saya menemukan satu tempat yang berisikan kumpulan buku-buku se-Asia, termasuk dari Indonesia. Bak menemukan harta karun, buku-buku berbahasa Indonesia terpampang nyata di hadapan saya. Akhirnya saya tidak jadi mendaftar kelas bahasa, karena saya lebih memilih membuat kartu anggota perpustakaan. Sekarang saya pun bisa membaca buku di MRT atau di taman.          

Gambar 2. Membaca di Taman Kota

Ket : Dokumentasi Pribadi

                                                                                               


v  
Keinginan Mengembangkan Diri

Pandemi yang terjadi menjadi sebuah perenungan bagi saya pribadi. Banyaknya kematian yang tiba- tiba membuat saya memantapkan diri untuk mengisi waktu luang saya dengan sebuah tujuan hidup yang bermanfaat. Jika tahun sebelumnya saya membunuh waktu dengan tontonan drama korea, per Januari 2020, saya mulai mengakses chanel-chanel, platform  serta membaca buku pengembangan diri. Dari apa yang saya dengar dan baca, maka “mereka” dengan kompak menyatakan bahwa fokus dan kembangkan diri menjadi manusia  yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. Bagi saya membaca adalah hal yang baik, tetapi menjadi penulis merupakan langkah yang lebih baik karena saya bisa mentransfer ide, gagasan atau hal-hal yang baik dan berguna sehingga menjadi satu amalan saya ketika tulisan saya bisa menghibur, memberikan informasi dan menginspirasi orang lain hingga akhirnya menjadi satu jejak kebaikan untuk hidup saya.


 

Gambar 3. Spot di Perpistakaan Taipei khusus bacaan berbahasa Indonesia

Ket : Dokumentasi Pribadi


Pentingnya Peran Penulis Buku Anak
 

          Ada suatu ketika saya mengulang memori saya di masa kecil saya. Memori yang mana membaca adalah sesuatu yang menyenangkan. Besar harapan saya agar keluarga-keluarga lain di Indonesia menyadari betapa pentingnya membiasakan membaca untuk anak sedari kecil. Menurut Rahayu Pratiwi, dalam tulisannya menyatakan bahwa ada 4 konsep dasar yang seorang anak harus pahami yaitu konsep tempat, waktu, jumlah, gambaran atau deskripsi serta emosi sosial. Konsep-konsep tersebut dapat dipelajari oleh anak dengan membaca. Dan cara menumbuhkan minat membaca adalah melalui media gambar serta metode dongeng dengan menyesuaikan pilihan bacaan sesuai usia anak. Disinilah betapa pentingnya peran penulis untuk bacaan anak-anak yaitu bagaimana memberi bacaan yang bernilai edukasi dengan cerita yang relevan dengan zaman.

          Dalam menulis cerita anak, maka ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh penulis, antara lain :

  1.  Menggunakan bahasa  yang dimengerti tetapi tetap dengan struktur bahasa yang baik
  2.  Mengedepankan keteladanan
  3.  Ada tokoh utama yang seolah-olah mewakili pembaca
  4.  Konflik yang mana tidak harus  dihadirkan sebagai sebuah perkelahian tetapi bisa juga konflik   batin pribadi itu sendiri agar cerita menjadi lebih hidup dan punya kejutan
  5.  Pembatasan jumlah tokoh cerita agar tidak menyulitkan anak-anak dalam memahami cerita
  6.   Narasi dan dialog bergantian agar pembaca tidak  bosan
  7.  Bangun suasana detail dalam narasi untuk melatih anak mendeskripsikan secara baik fenomena yang muncul
  8.  Pilih judul yang menarik
  9. Rajin mengobservasi untuk mengikuti perkembangan jalan

 

Let’s Read, Aplikasi Sumber Inspirasi yang Sarat Edukasi

 

          Menyadari pentingnya membaca bagi anak, berarti kehadiran penulis bacaan anak juga merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Dalam proses pengembangan diri saya di dunia literasi, ada suatu keinginan saya menjadi penulis buku cerita anak, tentunya saya harus observasi terlebih dahulu dengan rajin-rajin membaca buku anak untuk menyelami bagaimana dunia anak. Syukurlah, dengan perkembangan tekhnologi dewasa ini, saya menemukan inspirasi dan edukasi untuk media pembelajaran saya menulis cerita anak-anak. Selain dari perpustakaan di kota Taipei yang juga menyediakan buku bacaan anak-anak, saya juga bisa memanfaatkan aplikasi bacaan anak Let’s Read melalui web https://bit.ly/webletsread atau bisa diunduh melalui playstore secara gratis hanya butuh WIFI di link https://bit.ly/downloadLR  

          Aplikasi ini merupakan perpustakaan digital yang diprakarasai oleh Books for Asia yang mempunyai misi untuk membudayakan kegemaran membaca online untuk anak-anak di seluruh dunia. Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mereka yang telah mengupayakan terciptanya aplikasi ini sehingga membaca bisa dibuat sangat menyenangkan. Berikut catatan-catatan dari saya yang menjadikan aplikasi ini sumber inspirasi serta bernilai edukasi, diantaranya :

Gambar 4. Ilustrasi Tampilan Let's Read


  1.  Ratusan buku pengembangan cerita yang sarat edukasi dibuat dengan ilustrasi yang pasti menarik minat anak dalam membaca
  2. Banyak cerita dari luar negeri yang telah disadur dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa sehinggakita dibuat seakan berpetualang ke negeri orang hanya dengan membaca melalui layar bahkan para pengguna bisa memanfaatkan aplikasi ini sebagai pembelajaran bahasa asing maupun bahasa daerah di Indonesia seperti bahasa Bali, Sunda, Jawa dan Minangkabau
  3.  Cerita dipilah dengan 15 pilihan tema diantaranya Superhero, Critical Thingking, Science, Adventure, Animals, Arts&Music, Problem Solving, Non-Fiction, Nature, Mighty Girls, Health, Funny, Folktales, Communitu  dan Family and Friendship.
  4.  Ada berbagai tingkat pemahaman bacaan mulai dari semua level hingga tingkat 5 yang bisa dipergunakan untuk mengasah daya nalar dan pengembangan pola pikir anak.
  5. Mudah dalam pengunduhan,
  6. Huruf yang bisa diatur besar kecilnya ukuran


Gambar 5. Mudah Mengunduh Apliksi Let's Read

                                                                        Ket : Dokumentasi Pribadi

       

          Aplikasi ini sungguh membantu saya  mempelajari struktur dan cara bercerita khas anak-anak dengan bahasa sederhana namun mengandung moral yang akan diingat oleh anak hingga perlahan menjadi bagian pembentukan karakter anak.

          Menjadi seseorang yang bermanfaat tidak serta-merta dibentuk dalam waktu sehari, perlu ketekunan dan komitmen tinggi untuk menjadikan diri menjadi lebih baik setiap hari. Apa yang dilakukan Let’s Read bisa menjadi contoh nyata sebuah gerakan membudayakan literasi menjadi sangat menarik. Dan semoga suatu saat saya bisa menjadi salah satu orang yang bisa menyumbangkan satu cerita anak-anak penuh moral di Let’s Read.

 

 

Daftar Pustaka

Adian Saputra. 2011. Menulis Cerita Anak, Membangun Budaya Membaca. Dapat diakses di https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/adiansaputra/menulis-cerita-anak-membangun-budaya-membaca_5500ff24a333115372512a97

Fransisca Desfourina. 2018. 5 Penyebab kurangnya minat baca di Indonesia. Dapat diakses di  https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/blog/5-penyebab-kurangnya-minat-baca-di-indonesia/amp/.

Parenting Indonesia. 2015. Tips anak cepat memahami bacaan. Dapat diakses di https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/tips+anak+cepat+memahami+bacaan.

Rahayu Pratiwi. 2020. Kemampuan memahami konsep, manfaat dan cara merangsangnya. Dapat diakses di https://www.google.com/amp/s/id.theasianparent.com/kemampuan-memahami-konsep -manfaat-dan-cara-merangsangnya/amp

The Asia Foundation. 2020. Aplikasi Let’s Reader. Dapat diakses di https://reader.letsreadasia.org /?uiLang=6260074016145408&lId=6260074016145408

 

 

  

Komentar

  1. Iya, seru menjadi penulis cerita anak, bebas berimajinasi dengan kisah kita dan menghibur pembaca cilik..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bu Bay ingin Rumah Tangganya kembali Penuh Tawa dengan Menjaga 4 Hormon Bahagia

Welcome Sakura 2021, Yangming Park Taiwan