Postingan

MENIKMATI HARI DI HOTEL NOVOTEL LOMBOK

Gambar
               Waktu menunjukkan pukul 16.00 ketika mobil kami memasuki area Hotel Novotel Lombok.  Wah rasanya lelah sekali di jalan, apalagi suami saya yang menyetir berjam-jam ( hehehe ) padahal saya sih duduk sambil nyemil yang manis-manis ( maafkan Ibu ya Pak Su ).             Ini kali kesekian saya ke Lombok, tapi baru kali pertama menginap di Hotel Novotel Lombok. Sebagai pasangan yang bisa dibilang separuh hidupnya traveller  karena keadaan ( hehehe ) maka sebisa mungkin untuk mencicipi kehidupan dari hotel ke hotel ( eits udah syaaah lhoh ya ) Dan berikut hasil jepretan ala Ibu yang begitu menikmati hari di Hotel Novotel Lombok. Bougenville Sumber : Dok. Pribadi Habis taruh koper, tas ransel, tas makanan tumplek bleg dikamar saya enggak mau menyia-nyiakan waktu sore dengan tidur macam Pak Su yang langsung main peluk bantal ( hehehe ya wajarlah ya karena capeek say nyetir tunggal ). Turun dari lantai 2 kamar, saya mendapati pemandangan yang seperti ini guys . Matahari sore yang

Pak Bay dan Bahaya Rayuan Si Manis

  “Atas nama Pak Bay!” Teriakan berjenis suara sopran terdengar dari luar pagar rumah Pak Bay. Pak Bay terlihat bergegas membuka pintu pagar. “Terima kasih ya mbak,” ujar Pak Bay yang tetap tersenyum manis meski area wajahnya tertutup masker. “Sama-sama Pak. Jangan lupa bintang 5 nya ya Pak,” pinta si mbak berjaket hijau dengan suara yang cukup merdu. “Loh sekarang bintangnnya masih 5 to? Belum ada bintang 7?” canda Pak Bay. “Ah Bapak bisaaa ajaa. Saya permisi dulu. Mari Pak,” pamit si mbak dibarengin yang dibalas anggukan dari Pak Bay. “Apa itu yang ditangan Pak?” tanya Bu Bay yang ternyata sedari tadi mengawasi kelakuan suaminya dari balik tirai ruang tamu. “Oh ini lho Bu, tadi Bapak lihat ada promo dari toko minuman baru. Beli 1 chocomilktea gratis 1 coffee milk . Ibu suka kopi kan? Ini buat Ibu,” ujar Pak Bay sambil menyerahkan cofeemilk kepada istrinya. “Ya ampun Pak! Bukannya tadi siang Bapak sudah pesan es campur? Itu di kulkas juga bukannya ada minuman bersod

Cara Meredam Nyeri Haid Bu Bay

  “Pak, ini kenapa gelasnya enggak langsung dicuci?” teriak Bu Bay dari arah dapur. “Lupa Bu,” sahut Pak Bay dari ruang kerjanya. “Ini daun-daun   kering kok ya banyak banget, kan capek nyapunya!” Bu Bay kembali berteriak dan kali ini Bu Bay tau-tau sudah berada di taman depan dengan membawa sapu lidi. Pak Bay menyadari ada yang aneh dari Bu Bay. Meski Bu Bay kerap mengomel, tetapi jika dibarengi dengan sikap uring-uringan itu adalah pertanda yang harus diwaspadai oleh suaminya. Dengan segera Pak Bay melihat tanggalan yang ada di ponselnya. “Pantas,” Pak Bay menganggukkan kepalanya membenarkan firasatnya sendiri. Ya, hari itu tepat dipertengahan bulan dan Pak Bay paham betul bahwa itu adalah siklus datang bulan Bu Bay. Tidak ingin mood negatif istrinya semakin parah, Pak Bay pun segera bertindak sebagai suami siaga. “Sini, biar Bapak saja yang sapu taman ini. Ibu duduk saja sambil menonton acara kesukaan Ibu,” ujar Pak Bay yang dengan segera mengambil alih sapu lidi dari ta

Hidup Sehat Bu Bay dengan 10.000 Langkah

  “Temenin Ibu ke pasarlah Pak. Hari ini Ibu mau belanja banyak, berat kalau Ibu bawa sendiri. Lagi pula Ibu mau masak masakan kesukaan Bapak,” rajuk Bu Bay kepada suaminya yang masih bermalas-malasan di tempat tidur. “Minggu kemarin kan Ibu sudah temenin Bapak main sepeda. Sekarang gantianlah,” lanjut Bu Bay berharap suaminya teringat pengorbanan Bu Bay minggu lalu. Mendengar istrinya berbicara seperti timbul beban mental pada diri Pak Bay. Minggu lalu Pak Bay bertingkah sama seperti Bu Bay merayu agar istrinya rela bangun dari tempat tidur untuk menemaninya bersepeda. Ah dipaksa memang tidak enak , batin Pak Bay. Tetapi demi mempertimbangkan bahwa istrinya akan memasak masakan kesukaannya, Pak Bay pun luluh dan segera bangun dari tidurnya. “Sebentar, Bapak mau cuci muka dulu.” “Ibu tunggu di depan ya Pak,” sahut Bu Bay senang. Bu Bay pun menunggu di taman rumahnya sambil mengamati bunga mawar dalam potnya yang tak kunjung berbunga, padahal segala upaya telah dilakukan mul

10 Sarapan Pagi Favorit di Yogyakarta ala Pak Bay

  “Sebentar lagi kita sampai Bu,” ujar Pak Bay kepada Bu Bay yang terlihat terengah-engah mengikuti gerak kayuh sepeda suaminya. Sebetulnya Bu Bay kurang hobi bersepeda. Maklum hobi Bu Bay adalah senam zumba dan berenang. Namun demi memberikan semangat kepada Pak Bay paska kondisi Pak Bay yang sempat down karena tekanan pekerjaan maka Bu Bay rela ketika suaminya mengajak bersepeda pagi-pagi di hari Minggu di saat seharusnya Bu Bay bisa bangun lebih siang. “Pak, sudah di sini saja. Ibu ini capek. Nanti betis Ibu makin besar,” rajuk Bu Bay. “Ah ya sudah, kita berhenti di sini saja,” ucap Pak Bay sembari memarkirkan sepedanya. Krrrrkkrrkk Bu Bay terkejut dengan suara yang ternyata dari berasal dari perut suaminya. “Hehehehe.. Bapak lapar Bu,” kata Pak Bay. “Ah Bapak ini. Ya sudah kita makan saja. Bapak mau sarapan apa?” tanya Bu Bay. “Apa ya Bu. Bapak bingung,” jawab Pak Bay. “Lah, Bapak ini punya banyak pilihan buat sarapan. Kan bapak hobi makan. Sini biar Ibu sebutkan

Bu Bay ingin Rumah Tangganya kembali Penuh Tawa dengan Menjaga 4 Hormon Bahagia

  Sudah sebulan ini Bu Bay kebingungan menghadapi sikap suaminya, Pak Bay, yang didiagnosis secara sederhana oleh Bu Bay sendiri sedang mengalami depresi. Pak Bay sering murung, mukanya kusut, malam tidak bisa tidur tenang bahkan yang biasanya makan selalu tambah akhir-akhir ini terlihat tidak berselera hingga jarang mengajak bicara Bu Bay, padahal Bu Bay juga ingin diperhatikan. “Bapak kenapa to?” “Pusing Bu. Ini bahan disertasi harus segera dikumpulkan, sementara data-datanya masih belum selesai diolah. Belum lagi kerjaan kampus yang bertumpuk-tumpuk. Duh..” Inilah yang dimaksud Bu Bay bahwa Pak Bay sedang mengalami stres akut dikarenakan ujian yang akan segera dihadapinya serta masalah pekerjaan yang seolah tak kunjung usai. Masalahnya adalah jika Pak Bay stres dan tertekan maka Bu Bay juga akan ikut sedih dan lama-lama stres juga menghadapi suami yang sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja dan imbasnya rumah tangganya tidak lagi dihiasi tawa. Tidak ingin menunggu dampak