Si Merah di Hutan Alishan - Taiwan

 

Masih di edisi jalan-jalan di negeri Taiwan, kali ini saya ingin menceritakan kesan dan kesan lagi hehehe, karena banyak ya kesannya ketika saya pergi ke salah satu taman nasional terbaik yang ada di bagian tengah Taiwan, yaitu Alishan National Recreational Forest.

Alishan atau kalau dengan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia bisalah kita sebut Gunung Ali merupakan daerah pegunungan di Taiwan tepatnya di Distrik Chiayi. Karena itu perjalanan ke arah sana kita akan merasakan hawa-hawa sejuk malah cenderung dingin. Apalagi ketika itu saya kesana pada musim peralihan dari musim dingin ke musim semi. Brrrr..

Perjalanan kesana juga tidak bisa dikatakan datar tapi berliku-liku seperti perjalanan ke gunung-gunung lain pada umumnya. Oh ya, transportasi yang saya pergunakan adalah bis pariwisata karena kebetulan saya tergabung dengan rombongan mahasiswa yang juga sedang melakukan perjalanan wisata, saya menyebutnya wisata winter, karena memang masih dalam suasana winter.

Sementara jika tidak menggunakan bis pariwisata, bisa dengan menggunakan bis khusus yang telah disediakan di terminal, tapi tergantung daerah tempat tinggal ya, seperti saya yang tinggal di daerah Taipei (merupakan bagian utara Taiwan) maka saya merujuk informasi bahwa jika kita ingin ke Alishan, bisa ke Stasiun Utama di Taipei yaitu Taipei Main Station setiap hari kamis atau jumat jamnya di malam hari.

Kenapa malam?  Agar sampai di sana menjelang shubuh. Perjalanan dari daerah utara ke tengah lumayan jauh kecuali anda menggunakan transportasi kereta HSR (Highspeed Railway) namun jika dengan HSR nantipun anda masih diharuskan menggunakan transportasi lain untuk menjangkau kawasan wisatanya.

Kenapa harus datang menjelang shubuh? Nah karena salah satu tujuan menarik yang ditawarkan adalah sensasi menyambut matahari terbit yang perjalanannya bisa diakomodasi dengan kereta khusus bagi wisatawan yang ingin melihat matarahari terbit, tetapi jika menggunakan kereta khusus sunrise harus reservasi dulu. Tapi sayangnya hal ini tidak saya dan teman-teman lakukan karena menurut firasat kami kondisi cuaca saat itu tidak akan memunculkan pesona matahari terbit. Mungkin ini firasat kami sebagai orang-orang yang malas bangun pagi atau karena kami tidak mau rugi bangun terlalu dini hari di vila nyaman yang kami pesan atau keengganan kami mandi pagi-pagi buta di suasana winter. Bisa saja kami tidak mandi, tapi budaya timur ala Indonesia kami tidak pernah sepakat dengan konsep tidak mandi setelah tidur pagi.

Lantas jika naik bis umum, pulangnya bagaimana?menurut informasi yang saya dapatkan tetap disediakan bis kembali ke daerah maksimal hingga sore hari. Kalau tidak puas, di sekitar sana banyak yang menawarkan penginapan-penginapan, tapi sebaiknya lakukan pemesanan di awal, karena kondisi full booked seringkali terjadi ketika weekend, seperti yang kami rasakan. Karenanya daerah penginapan kami lumayan jauh dari kawasan ini.

Pukul 07.00 saya dan rombongan berangkat dari Vila. Bis melaju dengan tenang dan lenggang. Saya mendapati pemandangan yang hampir-hampir mirip dengan suasana ketika saya melewati jalanan di Indonesia. Tak terasa bis sudah melaju dengan hamparan kanan kiri pohon-pohon besar. Wah rupanya sudah melewati area gunung tentu dengan kondisi jalan yang mulus namun berliku-liku. Wah ini sih Indonesia banget, but wait, tersadarlah saya ini di luar negeri, karena tiba-tiba rentetan pohon sakura  dengan pesona merah mudanya hadir tepat di hadapan. Dari bis saya bertepuk tangan lirih, saking girangnya. Tak lama sakura-sakura itu menghilang dan tergantikan dengan bangunan-bangunan yang ternyata adalah rumah-rumah, kantor polisi, mini market, hotel-hotel dan tempat-tempat makan, wah ternyata ini semacam perkotaan. Kota di atas gunung. Dan jika sudah ada ciri-ciri seperti ini, berarti sudah tidak terlalu jauh dari taman nasional yang akan dituju.

Pukul 10.20 dan sampailah saya dan rombongan di Alishan National Recreational Forest.

Udara segar nan dingin menyambut, beberapa dari kami mengunakan handwarmer, rata-rata yang pakai begitu teman-teman jomblo atau pasangannya di Indonesia, ha..ha..ha.. saya sih cukup pegang tangan suami saya saja.

Takjub, senang, dan syukur itu yang saya rasakan. Let’s enjoy it.


Gambar 1 : Ikon Hutan Alishan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ini dia si merah yang jadi ikon kawasan wisata Hutan Alishan. Penggunaan kereta ini menjadi opsi untuk mengelilingi kawasan hutan dengan lebih cepat dan tentunya lain daripada yang lain. Kereta ini menjadi penghubung 3 stasiun yang ada di hutan. Dengan kecepatan rendah, memungkinkan anda untuk mengambil foto atau video pemandangan yang disuguhkan. Anda bisa singgah di masing-masing stasiun dan nikmati pemandangan alam di luar. Kemudian anda bisa lanjutkan dengan naik kereta lagi atau berjalan kaki menuju stasiun berikutnya.












Kenapa disebut si kecil? Ya karena ukuran danau ini kecil. Begitu anda masuk agak ke dalam. Terlihatlah danau dengan airnya yang jernih.


 









 Gambar 2 : Danau kecil

 Sumber : Dokumentasi Pribadi

 

Gambar 3 : Danau besar

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Danau diistilahkan sebagai Danau Kakak. Danau ini juga menjadi ikon hutan ini. Dengan ukuran danau yang besar, para wisatawan bisa berfoto disekeliling danau atau berjalan sedikit menuju area semacam gazebo. Dijamin hasil fotonya cantik.


Gambar 4 : Pohon-pohon hutan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

      Gambar 5: Jalan Track

Sumber : Dokumentasi Pribadi

 

Tipikal pepohonan di sini mengingatkan saya akan hutan pinus di Yogyakarta. Entah ini sama atau tidak. Rimbunan pohon-pohon membentuk hutan nan indah. Mumpung disini, saya ambil oksigen sebanyak-banyaknya sebelum saya diwajibkan memakai masker ketika kembali ke kota besar.

 









Tak perlu anda bayangkan perjalanan anda ke hutan ini akan melewati tanah-tanah atau lumpur-lumpur. Pihak pengembang sangat berbaik hati untuk membangun jalan yang ramah pejalan kaki serta ramah sepatu cantik, tapi ya  jangan high heels juga he..he..he..

Lihatlah jalur trackingnya sangat bernuansa kayu natural. Dengan tidak mengorbankan pohon-pohon hutan, jalur ini dibuat mengalah dengan alam. Anda juga bisa main tebak-tebakan usia pohon, karena ada keterangan dibeberapa pohon tentang usia pohon. Ada yang berusia 100 tahun lho. Panjang umur ya..









    Gambar 6 : Aliran sungai

Sumber : Dokumentasi Pribadi





Ini adalah pemandangan terakhir yang saya lihat. Aliran sungai dengan latar belakang bukit. Airnya sungguh amat jernih. Merupakan spot yang bagus untuk foto. Instragamable lah.














Sebagus itu wisata mengelilingi Hutan Alishan. Namun demikian banyak yang merefensikan bahwa Hutan Alishan ini lebih bagus lagi jika dikunjungi pada saat musim semi karena sakura-sakura dalam hutan akan merekah dan berfoto didalam kereta merah dengan panorama sakura merupakan hal yang wajib dilakukan. Okey maybe next time saya kunjungi pada saat benar-benar sudah masuk musim semi.

Salam.

Komentar

  1. Wah tempatnya bagus bagus kak

    BalasHapus
  2. Waa mbak.. aku dari dulu mau kesini tapi ngga kesampaian-kesampaian
    Naik kereta merah menjelajahi Alishan.. seru banget ya, apalagi kalau pas musim bunga sakura, duh disini rame bangett

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahha, iya ih pengen banget lihat Sakura di sana, iconic gitu rasanya.. kapan-kapan deh..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let’s Read Berpetualang Menyelami Dunia Literasi Anak

Bu Bay ingin Rumah Tangganya kembali Penuh Tawa dengan Menjaga 4 Hormon Bahagia

Welcome Sakura 2021, Yangming Park Taiwan